RUKHSAH – IBADAH PADA KAKI AMPUTASI

– Dalam islam, ada yang namanya rukhsah atau yang biasa kita sebut dengan “keringanan”. Sehingga, pasien yang salah satu anggota badannya diamputasi, diberikan keringanan dalam beribadah atau dalam hal ini yaitu berwudhu untuk melaksanakn sholat seperti yang sudah dijelaskan di atas

– contoh :

Pasien yang diamputasi pergelangan tangannya, maka ia masih diwajibkan untuk membasuh lengannya yaitu dari atas pergelangan tangan sampai siku. Tetapi apabila pasien tersebut diamputasi sampai siku, maka ia tidak memiliki kewajiban untuk melakukan pensucian atau berwudhu pada anggota tubuh tersebut.

Pasien yang diamputasi setengah dari telapak kakinya. Maka ia masih punya kewajiban untuk menyucikannya sampai ke atas mata kaki, tetapi apabila amputasinya sampai di atas mata kaki maka tidak perlu.

– perlu kita ketahui lagi, kandungan dalam salah satu potongan surat dalam Al-Qur’an yaitu surah al-Baqarah,  bahwa Allah tidak akan membebani seorang hamba di luar batas kemampuannya. Maka dari itu, islam menerapkan rukhsah atau keringanan bagi orang-orang yang menyandang disabilitas atau orang-orang sakit, sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak melakukan ibadah pada orang sakit.

WUDHU

Wudhu merupakan salah satu syarat sah untuk melaksanakan ibadah salat. Wudhu dilakukan dengan membasuh anggota badan tertentu, yaitu wajah, kedua tangan sampai siku, kepala dan dua kaki sampai mata kaki. Namun, bagaimana cara wudhu jika ada anggota badan yang diamputasi?

Menurut para ulama, cara wudhu bagi orang yang memiliki anggota badan yang diamputasi sama seperti cara wudhu pada umumnya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Jika anggota badan yang diamputasi masih ada bagian yang tersisa, maka bagian yang tersisa tersebut wajib dibasuh.

Jika anggota badan yang diamputasi sudah tidak ada sama sekali, maka tidak ada kewajiban membasuhnya.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhammad bin khatib asy Syirbini, dalam kitab Mughni al Muhtaj ila Ma’rifati Alfadi Minhaj, bahwa dalam anggota wudhu berupa tangan yang diamputasi namun tidak sampai siku-siku, maka bagian yang tersisa wajib dibasuh atau sampai siku-siku, bagian yang menonjol tetap wajib dibasuh.

فَإِنْ قُطِعَ بَعْضُهُ وَجَبَ غَسْلُ مَا بَقِيَ، أَوْ مِنْ مِرْفَقَيْهِ فَرَأْسُ عَظْمِ الْعَضُدِ عَلَى الْمَشْهُورِ ، أَوْ فَوْقَهُ نُدِبَ بَاقِي عَضُدِهِ 


Jika anggota wudhu terpotong sebagiannya saja, maka wajib membasuh bagian yang tersisa, atau jika terpotong sampai kedua sikunya, maka bagian siku yang menonjol harus tetap dibasuh. Jika yang terpotong bagian atas siku-siku, maka disunnahkan membasuhnya,’’ [Mughni al Muhtaj ila Ma’rifati Alfadi Minhaj, juz 1, halaman 232].

SHALAT

Pasien diamputasi salah satu lengan, maka lengan yang satunya tetap melakukan.

Kalo amputasi kaki, bisa dengan duduk, apabila tidak memungkinkan maka bisa berbaring

Kalo diamputasi semua ekstremitas ya bisa dengan isyarat di setiap gerakan shalat yang seharusnya dilakukan.

COASS INTERNA

Nurmalita Aisyah/30101900148

Thaharah dan Sholat bagi Orang Sakit dan Diamputasi

Tata Cara Bersuci Bagi Orang Sakit

  • Wajib menggunakan air jika mampu, jika tidak bisa, maka diperbolehkan bertayamum
  • Jika pada tubuhnya terdapat luka yang digips atau dibalut, maka mengusap balutan tadi dengan air sebagai ganti dari membasuhnya.
  • Orang yang sakit tidak boleh mengakhirkan shalat dari waktunya karena ketidak mampuannya untuk bersuci. Hendaknya ia bersuci semampunya kemudian melakukan shalat tepat pada waktunya, meskipun pada tubuhnya, pakaiannya atau tempatnya ada najis yang tidak mampu membersihkannya.

Tata Cara Sholat Bagi Orang Sakit

  • Sholat dianjurkan dengan posisi berdiri tegak- bersandar- duduk- berbaring miring ke arah kiblat- terlentang dengan kaki ke arah kiblat
  • Kepala lebih di tinggikan
  • Wajib ruku dan sujud, jika sulit:
    • isyarat anggukan kepala
    • isyarat kedipan mata
    • sholat dalam hatinya
  • Sholat 5 waktu, sesuai kemampuan

Bagaimana cara sholat bagi orang yang sudah diamputasi?

فَإِنْ قُطِعَ بَعْضُهُ وَجَبَ غَسْلُ مَا بَقِيَ ، أَوْ مِنْ مِرْفَقَيْهِ فَرَأْسُ عَظْمِ الْعَضُدِ عَلَى الْمَشْهُورِ ، أَوْ فَوْقَهُ نُدِبَ بَاقِي عَضُدِهِ

“ JIKA ANGGOTA WUDHU TERPOTONG SEBAGIANNYA SAJA, MAKA WAJIB MEMBASUH BAGIAN YANG TERSISA.  ATAU JIKA TERPOTONG SAMPAI KEDUA SIKUNYA, MAKA BAGIAN SIKU YANG MENONJOL HARUS TETAP DIBASUH. JIKA YANG TERPOTONG BAGIAN ATAS SIKU-SIKU, MAKA DISUNNAHKAN MEMBASUHNYA,’’

[ MUGHNI AL MUHTAJ ILA MA’RIFATI ALFADI MINHAJ,J JUZ 1 , HAL 232].

Ibadah pada orang yang sakit itu wajib hukumnya, namun ada beberapa keringanan pada tiap kondisi.

Perawatan pada Pasien Ulkus Bernanah

Apa itu ulkus dekubitus?

Ulkus dekubitus adalah atau disebut dengan luka diabetik, merupakan kondisi yang dialami penderita diabetes

Apa saja gejala diabetes?

Diabetes memiliki gejala yang khas antara lain:

1. Banyak kencing (poliuri)

2. Banyak minum (polidipsi)

3. Banyak makan (poligafi)

Didukung oleh pemeriksaan fisik:

1. Pemeriksaan gula darah sewaktu >200mg/dL

2. Pemeriksaan gula darah puasa >216mg/dL

3. Pemeriksaan gula darah setelah puasa >200mg/dL

4. HbA1C > 6.5%

Perawatan kaki diabetisi:

1. Cuci kaki dengan air hangat setiap hari

2. Keringkan kaki, juga sela jari

3. Gunting kuku secara rutin

4. Jaga kelembaban kaki dengan lotion

5. Ganti kaos kaki setiap hari

6. Jaga kaki agar tetap hangat

7. Jangan jalan dengan telanjang kaki

8. Gunakan sepatu dengan ukuran yang sesuai

9. Bersihkan sepatu dari kotoran

Komplikasi:

1. Infeksi pada luka berwarna merah atau kehitaman, bengkak, terasa panas atau bernanah atau berbau busuk.

2. Peradangan. Berawal dari infeksi menjadi gangren sehingga terjadi peradangan yang dpat menyerang seluruh tubuh.

3. Otot mengecil. Otot yang mengecil bisa berakibat pergerakan dan aktivitas seseorang menjadi terhambat.

Penanganan Luka:

1. Mencuci luka dengan cairan Nacl 0,9%

2. Membalut kaca dan perban

3. Memberikan obatan yang telah diresepkan dokter

4. Menghilangkan kulit dan jaringan yang telah mati

PERAWATAN POST AMPUTASI

Amputasi adalah tindakan memisahkan tubuh sebagian atau seluruh alat gerak. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala organ yang terjadi pada alat gerak sudah tidak mungkin dapat di perbaki dengan tehnik lain dan kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh pasien secara utuh.

Penyebab Amputasi

1. Iskemia karena penyakit vascular perifer, gengrene, tumor ganas, infeks dan aterosklerosis

2. Trauma yang depat di akibatkan

kerena perang, kecelakaan, electrical

injury, dsb.

CARA PERAWATAN POST AMPUTASI

>Rigid dressing

Menggunakan plester of paris yang di pasang di kamar operasi.

>Soft dressing

Ujung stump dirawat dengan pembalut steril.

Pencegahan setelah dilakukan Amputasi

>Melakukan perawatan luka bersih

> mobilisasi

> menciptakan lingkungan yang nyaman

> mengkonsumsi nutrisi yang cukup

IPD P.38_Adhi Nur Febrianto_30101800001

Tujuan :
Memperbaiki sirkulasi darah
Memperkuat otot kecil
Mencegah kelainan bentuk kaki 
Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
Mengatasi keterbatasan gerak 

Manfaat:
Memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kecil kaki, dan mencegah kelainan bentuk kaki mengatasi keterbatasan gerak
Merawat dengan Senam Kaki Diabetes Militus

Tujuan :
Memperbaiki sirkulasi darah
Memperkuat otot kecil
Mencegah kelainan bentuk kaki
Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
Mengatasi keterbatasan gerak

Manfaat:
Memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kecil kaki, dan mencegah kelainan bentuk kaki mengatasi keterbatasan gerak

Tata Cara Wudhu dan Sholat Orang Yang Diamputasi

Para ulama membagi bagian wudhu bagi orang yang tangannya tidak sempurna menjadi dua jenis:

Pertama, apabila seseorang yang tangannya tidak sempurna tetapi masih mempunyai anggota tangan yang tersisa maka wajib membasuh apa yang tersisa dari tangannya meskipun anggota tangan yang tersisa itu berada di atas siku. Dalam rukun wudhu memang diharuskan membasuh anggota tangan dari ujung jari-jari hingga ke siku, namun terdapat pengecualian bagi orang yang tangannya tidak sempurna. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh al-Islam Abi Yahya Zakariya al-Ansori dalam kitab Fathul Wahab berikut ini:

“jika terputus sebagian tangan maka wajib) membasuh apa yang tersisa darinya karena kemudahan tidak menjatuhkan kesulitan, (atau dari kedua sikunya) karena tempat tulang lengan dan tersisa dua tulang yang dinamakan dengan kepala lengan bagian atas, (kepala) lengan bagian atas wajib membasuhnya karena termasuk bagian siku”

Kedua, apabila seseorang mempunyai anggota tangan yang tumbuh tidak pada tempatnya, seperti tumbuhnya siku atau jari-jari yang tidak pada tempatnya namun bisa diibaratkan seperti tumbuhnya tangan dari kepala jari-jari hingga ke bahu, dan apabila ukurannya sampai tiga per empat maka wajib dibasuh. Sedangkan bagi seseorang yang tidak mempunyai tangan dan tidak tersisa anggota tangannya sama sekali maka tidak wajib membasuhnya. Hal ini sebagaimana dijelasakan oleh Syaikh Ibrahim al-Bujairami dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri berikut ini:

“(perkataannya apabila ia tidak memilki kedua siku…) awalnya telah tiada dan perkiraannya seperti ini, jika ia memilikinya walaupun bukan ditempatnya kecuali pada tempatnya, dan perkataannya dianggap kadar keduanya atau kadar tempat keduanya yang diciptakan dengan adil, sepadan dengan diibaratkan seperti tangan yang diciptakan dengan adil dari kepala jari-jari sampai ke bahu kemudian dari kepala jari-jari sampai ke siku, maka sesuatu yang ukurannya sampai tiga per empat maka wajib dibasuh, seseorang yang kehilangan kedua sikunya dan siku tambahan sampai ke bahu tidak wajib membasuhnya”

Selain membasuh tangan, bagi orang yang fisiknya tidak sempurna, membasuh wajah dan membasuh kepala tentunya menjadi hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Pada beberapa peristiwa seringkali terjadi seorang muslim dengan kondisi fisik terbatas yang hendak wudhu dibantu oleh mulsim lainnya, seperti bantuan ringan yaitu menyalakan dan mematikan keran hingga bantuan meratakan air kewajahnya dan mengusapkan air kesebagian kepalanya.

Rizqi Windhu

Olahraga Saat Puasa

Ada banyak cara untuk menjaga tubuh tetap bugar saat sedang berpuasa. Salah satunya dengan berolahraga. Berikut manfaat olahraga saat berpuasa:

  1. Meningkatkan stamina dan memperkuat sistem kekebalan tubuh
  2. Membantu menurunkan berat badan.
  3. Menurunkan stress yang tidak stabil
  4. Membantu untuk melancarkan proses metabolisme tubuh

Manfaat tersebut akan diperoleh apabila dilakukan pada waktu dan jenis yang tepat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan olahraga saat berpuasa, antara lain:

  1. Waktu Olahraga
    Waktu terbaik untuk melakukan olahraga ketika berpuasa adalah menjelang atau setelah buka puasa dan sebelum sahur. Persingkat waktunya, cukup lakukan 30-50 menit. Pilihan waktu ini dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh Anda.
  2. Jenis Olahraga
    Lakukan olahraga dengan intensitas ringan. Saat berpuasa disarankan memilih olahraga yang tidak terlalu menguras energi/tenaga apalagi jika dilakukan sebelum berbuka puasa. Berikut jenis olahraga yang dapat dilakukan saat berpuasa, yaitu :
    • Jalan Santai
      Jalan santai masih menjadi favorit berolahraga disaat puasa. Selain mudah, murah dan dapat dilakukan di sekitar lingkungan rumah,dengan jalan santai kesehatan tubuh bisa terjaga terutama kesehatan jantung, otot, tulang serta sendi tanpa harus mengeluarkan banyak keringat dan menguras energi.
    • Jogging
      Jogging sebenarnya mirip dengan jalan santai, namun dengan ritme yang sedikit lebih cepat. Jogging masih termasuk ke dalam olahraga ringan yang dapat dilakukan selama puasa dan dapat dilakukan kapan saja asal tetap memperhatikan intensities dan ketahanan tubuh masing-masing.
    • Bersepeda
      Bersepeda sedang menjadi trend olahraga saat ini, karena bersepeda adalah olahraga yang ringan dan menyenangkan. Bersepeda bisa  mengencangkan otot dan mengurangi stress karena dengan bersepeda pikiran jadi lebih tenang dan fresh/rileks. Karena bersepeda sering dilakukan diluar rumah maka harus tetap menaati prokes atau kalau bisa memilih rute bersepeda yang relative sepi dan upayakan jangan bergerombol. 
    • Yoga
      Yoga termasuk olahraga yang ringan karena tidak terlalu menguras energi. Berlatih yoga saat berpuasa mampu menjaga tubuh tetap segar, bugar dan lebih rileks. Yoga berfokus pada teknik pernafasan yang otomatis menambah suplai oksigen ke seluruh jaringan dan menyeimbangkan produksi hormon. Selain itu yoga juga membantu membakar kalori dan mampu memperbaiki postur tubuh. Yoga tidak membuat tubuh banyak berkeringat sehingga tidak akan membuat lelah dan dehidrasi dan bisa dilakukan di rumah jadi bisa menjadi olahraga yang tepat di saat berpuasa.
    • Senam
      Lakukanlah gerakan senam yang mudah dan ringan serta pilihlah music dengan tempo yang rendah, Agar lebih menyenangkan, kamu juga bisa senam diiringi lagu favorit di rumah.
  3. Pastikan jeda 2 jam antara olahraga dengan makan dan tidur
  4. Istirahat yang cukup dan usahakan tidur siang 10-20 menit.
  5. Mendapat asupan gizi yang baik dan minum air yang cukup.

Waspada Penyakit Saat Mudik

Mudik lebaran adalah tradisi pulang kampung yang dilakukan menjelang Hari Raya Idulfitri dan salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu selama bulan Ramadan. Akan tetapi apabila tidak memperhatikan dan persiapan yang matang akan berdampak buruk bagi kita. terdapat beberapa penyakit yang sering muncul saat mudik lebaran.

  1. Flu
    Flu atau influenza termasuk penyakit musiman yang banyak terjadi selama bepergian, termasuk saat mudik. Ini karena daya tahan tubuh Anda cenderung menurun selama di perjalanan sehingga lebih rentan terkena flu. Selain itu, risiko terkena flu semakin besar bila Anda berada di dekat orang lain yang sedang terkena flu. Bayangkan saja bila Anda mudik satu gerbong kereta dengan orang yang flu selama berjam-jam. Tentu lama-lama Anda bisa tertular.
    Cara terbaik untuk terhindar dari flu selama mudik adalah dengan mendapatkan vaksin flu. Memang, cara ini banyak direkomendasikan oleh dokter ketika awal musim flu berlangsung. Selain itu, pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk mengurangi risiko penularan flu dari benda-benda di sekitar Anda.
  2. Diare
    Kepadatan arus mudik membuat Anda lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Pasalnya, Anda harus tahan duduk berjam-jam, dalam kondisi puasa, dan dituntut untuk berkonsentrasi penuh menghadapi kemacetan yang tentu menghabiskan banyak energi. Karena itu, jaga kesehatan Anda semaksimal mungkin agar terhindar dari masalah kesehatan saat mudik berikut ini.
    Diare adalah salah satu masalah kesehatan saat mudik yang perlu diwaspadai. Pasalnya, makanan yang Anda beli bisa saja telah terpapar debu atau lalat sehingga menumpuk kuman yang menyebabkan diare. Tidak hanya itu, kondisi ini juga bisa semakin parah bila Anda tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan.
  3. Sembelit
    Tidak sedikit orang yang mengalami sulit BAB saat mudik, baik dengan mobil, kereta, kapal, atau pesawat. Ini karena Anda mungkin terlalu lama duduk selama berjam-jam, bahkan sengaja membatasi makan atau minum agar tidak bolak-balik ke kamar mandi. Akibatnya, Anda terkena sembelit dan merasa tidak nyaman sepanjang perjalanan.
    Dengan banyak minum air putih dan makan makanan tinggi serat. Ini akan membantu melunakkan feses yang mengeras akibat sembelit dan melancarkan sistem pencernaan Anda. Selain itu, hindari kebiasaan menahan buang air kecil dan buang air besar agar tidak semakin memperparah sembelit.
  4. Mabuk Perjalanan
    Mabuk perjalanan atau motion sickness ditandai dengan pusing, mual, dan muntah selama di perjalanan. Selain karena faktor kelelahan, hal ini juga terjadi akibat bercampurnya sinyal yang dikirim ke otak oleh mata dan telinga bagian dalam.
  5. ISPA
    Debu dan polusi udara bertebaran di mana-mana dan dapat dengan mudah terhirup oleh para pemudik. Ini sebabnya, Anda menjadi rentan terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) saat mudik, terutama bila Anda mudik dengan sepeda motor. Selain itu, hiruk pikuk arus mudik membuat banyak orang dapat dengan mudah menularkan penyakit yang dideritanya lewat udara. Belum lagi jika daya tahan tubuh Anda sedang menurun karena kelelahan selama di perjalanan, Anda semakin rentan terkena masalah kesehatan saat mudik yang satu ini.

Tips mudik aman dan sehat

  1. Rencanakan dengan matang
    pilihlah rute perjalanan yang matang dan mudah dilalui agar terhindar dari kemacetan yang panjang. selain itu, cek kembali keadaan mesin kendaraan serta pakai sabuk atau helm ketika berkendara.
  2. Bawa obat pribadi
    perjalanan panjang seperti mudik akan menghabiskan lebih banyak energi, sehingga Anda lebih rentan untuk terserang penyakit selama perjalanan. Guna menghindari risiko terjadinya masalah kesehatan selama mudik, disarankan membawa beberapa jenis obat-obatan, seperti obat mabuk perjalanan, obat sakit kepala, dan obat-obatan pribadi.
  3. Bawa makanan pribadi saat diperjalanan/ makan tidak sembarangan
    Makanan atau minuman yang dijajakan secara terbuka di pinggir jalan juga lebih mudah terpapar kuman. Oleh karena itu, agar lebih aman, Anda sebaiknya membawa bekal sendiri dari rumah. Namun, jika memang harus membeli makanan atau minuman selama perjalanan mudik, sebaiknya beli air minum dalam kemasan dan makanan yang dimasak secara bersih hingga matang.
  4. Istirahat
    kelelahan pada pengendara terutama sopir menjadi pemicu terjadinya kecelakaan. oleh sebab itu, disarankan beristirahat sampai badan bugar kembali dan terhindar dari kecelakaan
  5. Kelola stres
    kemacetan dan perjalanan yang panjang menjadikan seseorang merasa mudah marah dan stres. untuk meredakannya dapat dengan mendengarkan musik.

Tetap Sehat Saat Berpuasa pada Penderita DM

Bulan Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Islam dimana ada kewajiban untuk berpuasa. Tentunya semua umat Islam ingin melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan sehat. Tetapi, ibadah berpuasa memiliki risiko bagi sebagian orang termasuk penderita Diabetes Melitus (DM). Dibutuhkan persiapan khusus terutama untuk para penderita diabetes supaya tetap sehat saat berpuasa.

Bagi semua pasien penyandang DM boleh berpuasa ramadhan, kecuali pasien dengan kondisi – kondisi sebagai berikut :

  1. Pasien yang menurut dokter kadar gula darahnya belum terkontrol stabil. Karena bila belum terkontrol dapat terjadi hipoglikemia atu hiperglikemia
  2. Pasien yang kurang patuh anjuran dokter dalam diet, obat – obatan atau insulin
  3. Pasien yang mengalami komplikasi DM berat (penyakit jantung yang tidak stabil, hipertensi yang tidak terkontrol).
  4. Pasien yang sering jatuh dalam koma kad
  5. Pasien yang sering koma hipoglikemia, terutama >2 kali koma pd ramadhan sebelumnya
  6. Pasien sedang mengalami infeksi (demam)
  7. Pasien lansia yang tinggal sendiri
  8. Pasien dm yang hamil dan memerluhkan insulin
  9. Pasien anak – anak <12tahun

Beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh penderita diabetes saat berpuasa Ramadan adalah hindari konsumsi makanan berlebihan saat berbuka puasa, hindari konsumsi makanan manis dan gorengan terlalu banyak, selalu makan sahur sebelum menjalankan ibadah puasa, konsumsi karbohidrat tinggi serat, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang saat sahur dan berbuka, serta berbuka puasa dengan mengkonsumsi air putih yang banyak dan kurma untuk membantu meningkatkan kadar gula darah.

Beberapa makanan yang dianjurkan dikonsumsi oleh penderita diabetes saat sahur maupun berbuka diantaranya adalah gandum, beras merah, sayuran, ikan-ikanan, ayam tanpa kulit, susu, dan kacang-kacangan. Sedangkan beberapa makanan yang sebaiknya dihindari diantaranya adalah daging merah, makanan cepat saji, kue, karbohidrat sederhana, kentang putih, roti putih dan makanan yang tinggi gula.

  1. Mahan sahur seperti biasa dan diakhirkan
  2. Dianjurkan disegerakan berbuka puasa
  3. Menjalankan terapi insulin atau obat sesuai anjuran dokter
  4. Tidak makan yang berlebihan . buah kurma boleh selama untuk berkah dan menjalankan sunnah
  5. Harus kontril gula darah dan menjaga kesehatan secara umum
  6. Harus mengenali tanda – tanda hipoglikemia, hiperglikemia dan dehidrasi
  7. Apabila ada tanda – tanda diatas, segera berbuka puasa bila terlambat berbahaya.

Selama berpuasa terjadi perubahan pola makan dari semula 3x makan utama menjadi 2 kali yaitu saat sahur dan buka. Penyandang adm yang berpuasa sebaiknya kadar glukosa darah sudah terkendali atau stabil sebelumnya.

Mahan sahur 40% dari kebutuhan makan sehari, saat berbuka 50% dari kebutuhan makan sehari, sesudah sholat tarawih 10% dari kebutuhan makan sehari, minum 6 – 8 gelas saat berbuka sampai shaur, waktu sahur sedekat mungkin dengan saat imsak.

Obat penurun gula darah (sulfonilurea) yang biasa diminum pagi hari, saat berpuasa diminum sebelum berbuka puasa. Sedangkan, metformin yang diminum malam hari diminum saat sahur.

Dosis harus disesuaikan, oleh karena itu menghubungi dokter untuk mendapatkan penjelasan.

Resiko yang sering terjadi pada saat penyandang diabetes  berpuasa dibulan Ramadhan adalah resiko glukosa darah turun secara tiba – tiba. Pada keadaan ini, seorang pasien dengan diabetes dapat merasakan gejala gelisah dan berkeringat, gemetar, berdebar-debar, rasa kesemutan pada lidah dan bibir, bingung hingga penurunan kesadaran. Selain itu resiko glukosa darah yang tiba tiba meningkat tinggi juga dapat mengancam seorang diabetisi ketika berpuasa dibulan Ramadhan. Kondisi peningkatan glukosa darah ini akan membuat semakin cepat keadaan komplikasi DM yang terjadi pada pembuluh darah yang besar dan kecil, seperti gangguan di retina, gangguan di saraf, gangguan ereksi pada pria, hingga penyakit jantung coroner dan stroke.

Puasa Ramadhan yang dilakukan hanya sekitar 12 jam tersebut tidaklah terlalu menganggu kesehatan pada orang sehat dan pada penyandang diabetes dengan kadar glukosa darahnya yang terkontrol. Perlu untuk diingat bahwa selama bulan puasa selain terjadinya perubahan jadwal makan, akan juga terjadi perubahan asupan kalori dan lemak yang dikonsumsi. Sehingga para penyandang diabetes, harus memperhatikan petunjuk berikut ini  khususnya pada saat melakukan puasa Ramadhan.

Pasien DM Saat Puasa

Bagi pasien DM, kegiatan berpuasa (dalam hal ini puasa Ramadhan) akan mempengaruhi kendali glukosa darah akibat perubahan pola dan jadwal makan serta aktivitas fisik. Berpuasa dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi akut seperti hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum, dan dehidrasi atau thrombosis.

Pertimbangan medis terkait risiko serta tatalaksana DM secara menyeluruh harus dikomunikasikan oleh dokter kepada pasien DM dan atau keluarganya melalui kegiatan edukasi. Jika pasien tetap berkeinginan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan, maka ada beberapa hal yang arus diperhatikan:

  1. 1-2 bulan sebelum ibadah puasa, melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh  (kadar glukosa darah, tekanan darah, dan kadar lemak darah
  2. Pasien tetap memantau kadar glukosa darah secara teratur, terutama pertengahan hari dan menjelang berbuka puasa
  3. Jangan menjalankan ibadah puasa jika merasa tidak sehat
  4. Melakukan penyesuaian dosis serta jadwal pemberian obat antihiperglikemia oral/ insulin oleh dokter
  5. Hindari melewatkan waktu makan atau mengkonsumsi karbohidrat atau minuman manis berlebih
  6. Hindari aktifitas fisik yang berlebihan terutama beberapa saat menjelang waktu berbuka puasa
  7. Jika kadar glukosa darah <70mg/dl atau >300mg/dl segera batalkan puasa untuk menghindari ketoasidosis diabetikum
  8. Selalu berhubungan dengan dokter selama menjalankan ibadah puasa.

Penyesuaian terapi DM tipe 2 pada pasien yang berpuasa:

  1. Metformin
    1. Jika sebelumnya penggunaan 1x sehari, dapat dikonsumsi setelah buka puasa. Jika 2x sehari, bisa dikonsumsi setelah buka puasa dan sahur. Jika 3x sehari, maka saat buka puasa obat diminum 2 tablet sekaligus, dan saat sahur  1 tablet.
  2. Acarbose dan penghambat DPP-4
    1. Tidak perlu penyesuaian dosis selama puasa
  3. Thiazolidinedion
    1. Tidak perlu penyesuaian dosis, obat dapat diminu saatg berbuka ataupun sahur
  4. Sulfonilurea
    1. Jika pemberian 1x sehari, bisa diminum saat berbuka puasa
    1. Jika 2x sehari, maka dosis saat berbuka sama dengan dosis sebelumnya namun dosis saat sahur harus diturunkan terutama pada pasien dengan glukosa darah yang terkontrol
  5. Penghambat SGLT-2
    1. Dianjurkan saat berbuka puasa namun tidak perlu penyesuaian dosis, dan dianjurkan mengkonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup
  6. Insulin
    1. Penggunaan insulin selama puasa dapat mengakibatkan hipoglikemia
    1. Pemberian insulin kerja menengah/ panjang sekali sehari diberikan saat berbuka puasa dengan dosis yang diturunkan 15-30% dari dosis sebelumnya. Bila diberikan 2xsehari maka dosis pagi hari diberikan saat berbuka puasa, dan dosis sore hari diturunkan sebesar 50% dan diberi saat sahur
    1. Insulin kerja cepat/ pendek makan diberi saat berbuka puasa dengan dosis normal, dosis siang hari tidak diberikan, dan saat sahur dosis ditrunkan 25-50% dari dosis sebelumnya
    1. Insulin premixed 2x sehari, maka dosis saat berbuka puasa tetap dan dosis saat sahur diturunkan 25-50% dari dosis sebelumnya

Aktivitas dan latihan fisik selama Ramadhan

  • Rutin dilakukan dengan diteruskan selama Ramadhan
  • Olahraga ringan dan sedang dapat dilakukan pada pagi hari atau setelah berbuka puasa
  • Olahraga berat harus dihindari selama berjam-jam puasa dan terutama sebelum buka puasa karena risiko tinggi hipoglikemia dan dehidrasi
  • Sholat tarawih yang dilakukan juga merupakan bagian dari aktivitas olahraga sehari-hari karena melibatkan aktivitas fisik yang teratur seperti rukuk, berlutut, dan bangun
  •