Bulan Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Islam dimana ada kewajiban untuk berpuasa. Tentunya semua umat Islam ingin melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan sehat. Tetapi, ibadah berpuasa memiliki risiko bagi sebagian orang termasuk penderita Diabetes Melitus (DM). Dibutuhkan persiapan khusus terutama untuk para penderita diabetes supaya tetap sehat saat berpuasa.
Bagi semua pasien penyandang DM boleh berpuasa ramadhan, kecuali pasien dengan kondisi – kondisi sebagai berikut :
- Pasien yang menurut dokter kadar gula darahnya belum terkontrol stabil. Karena bila belum terkontrol dapat terjadi hipoglikemia atu hiperglikemia
- Pasien yang kurang patuh anjuran dokter dalam diet, obat – obatan atau insulin
- Pasien yang mengalami komplikasi DM berat (penyakit jantung yang tidak stabil, hipertensi yang tidak terkontrol).
- Pasien yang sering jatuh dalam koma kad
- Pasien yang sering koma hipoglikemia, terutama >2 kali koma pd ramadhan sebelumnya
- Pasien sedang mengalami infeksi (demam)
- Pasien lansia yang tinggal sendiri
- Pasien dm yang hamil dan memerluhkan insulin
- Pasien anak – anak <12tahun
Beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh penderita diabetes saat berpuasa Ramadan adalah hindari konsumsi makanan berlebihan saat berbuka puasa, hindari konsumsi makanan manis dan gorengan terlalu banyak, selalu makan sahur sebelum menjalankan ibadah puasa, konsumsi karbohidrat tinggi serat, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang saat sahur dan berbuka, serta berbuka puasa dengan mengkonsumsi air putih yang banyak dan kurma untuk membantu meningkatkan kadar gula darah.
Beberapa makanan yang dianjurkan dikonsumsi oleh penderita diabetes saat sahur maupun berbuka diantaranya adalah gandum, beras merah, sayuran, ikan-ikanan, ayam tanpa kulit, susu, dan kacang-kacangan. Sedangkan beberapa makanan yang sebaiknya dihindari diantaranya adalah daging merah, makanan cepat saji, kue, karbohidrat sederhana, kentang putih, roti putih dan makanan yang tinggi gula.
- Mahan sahur seperti biasa dan diakhirkan
- Dianjurkan disegerakan berbuka puasa
- Menjalankan terapi insulin atau obat sesuai anjuran dokter
- Tidak makan yang berlebihan . buah kurma boleh selama untuk berkah dan menjalankan sunnah
- Harus kontril gula darah dan menjaga kesehatan secara umum
- Harus mengenali tanda – tanda hipoglikemia, hiperglikemia dan dehidrasi
- Apabila ada tanda – tanda diatas, segera berbuka puasa bila terlambat berbahaya.
Selama berpuasa terjadi perubahan pola makan dari semula 3x makan utama menjadi 2 kali yaitu saat sahur dan buka. Penyandang adm yang berpuasa sebaiknya kadar glukosa darah sudah terkendali atau stabil sebelumnya.
Mahan sahur 40% dari kebutuhan makan sehari, saat berbuka 50% dari kebutuhan makan sehari, sesudah sholat tarawih 10% dari kebutuhan makan sehari, minum 6 – 8 gelas saat berbuka sampai shaur, waktu sahur sedekat mungkin dengan saat imsak.
Obat penurun gula darah (sulfonilurea) yang biasa diminum pagi hari, saat berpuasa diminum sebelum berbuka puasa. Sedangkan, metformin yang diminum malam hari diminum saat sahur.
Dosis harus disesuaikan, oleh karena itu menghubungi dokter untuk mendapatkan penjelasan.
Resiko yang sering terjadi pada saat penyandang diabetes berpuasa dibulan Ramadhan adalah resiko glukosa darah turun secara tiba – tiba. Pada keadaan ini, seorang pasien dengan diabetes dapat merasakan gejala gelisah dan berkeringat, gemetar, berdebar-debar, rasa kesemutan pada lidah dan bibir, bingung hingga penurunan kesadaran. Selain itu resiko glukosa darah yang tiba tiba meningkat tinggi juga dapat mengancam seorang diabetisi ketika berpuasa dibulan Ramadhan. Kondisi peningkatan glukosa darah ini akan membuat semakin cepat keadaan komplikasi DM yang terjadi pada pembuluh darah yang besar dan kecil, seperti gangguan di retina, gangguan di saraf, gangguan ereksi pada pria, hingga penyakit jantung coroner dan stroke.
Puasa Ramadhan yang dilakukan hanya sekitar 12 jam tersebut tidaklah terlalu menganggu kesehatan pada orang sehat dan pada penyandang diabetes dengan kadar glukosa darahnya yang terkontrol. Perlu untuk diingat bahwa selama bulan puasa selain terjadinya perubahan jadwal makan, akan juga terjadi perubahan asupan kalori dan lemak yang dikonsumsi. Sehingga para penyandang diabetes, harus memperhatikan petunjuk berikut ini khususnya pada saat melakukan puasa Ramadhan.