PERSIAPAN DIABETESI UNTUK HAJI DAN UMRAH

PERSIAPAN UMRAH UNTUK PARA DIABETESI

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 
Labbaik Allahumma Labbaik.
Labaika Laa Syarika Laka Labbaik.
Innal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk.
Laa Syarika Lak.

Penderita diabetes juga termasuk dalam golongan jamaah yang banyak melakukan perjalanan umrah. Diabetes bukan merupakan pengecualian agar seseorang tidak melakukan ibadah umrah. 

Asalkan dikelola dengan baik, penderita diabetes bisa menjalankan ibadah dengan lancar. 

Berikut tips yang diberikan seperti dilansir dariThe National:

1. Persiapkan obat sesuai anjuran dokter dan tempatkan di wadah terpisah dan diberi label.

2. Jangan masukkan obat ke bagasi, terutama insulin, untuk mengantisipasi keadaan ketika insulin dibutuhkan darurat akibat perbedaan suhu ekstrim pada pesawat terbang.

3. Siapkan selalu glukosa dan keton dipsticks (untuk mengetahui keadaan pengendalian diabetes).

4. Informasikan kepada penyelenggara perjalanan umrah terkait kondisi medis Anda. Jika sesuatu darurat terjadi mereka bisa membantu penanganan. 

5. Hindari berjalan tanpa alas kaki dan selalu melindungi kaki dengan sepatu yang nyaman dan kaus kaki katun yang bersih. Pastikan untuk mencuci dan mengeringkan kaki setiap hari. 

6. Berhati-hatilah dengan pilihan makanan untuk mengendalikan gula darah. Pilih buah yang memiliki indeks glisemik rendah dan banyak serat seperti pir, apel dan stroberi.

7. Siapkan makanan ringan sendiri, seperti kacang-kacangan, yogurt rendah lemak, atau sup untuk menghindari penurunan kadar glukosa secara tiba-tiba. Hal lain yang dapat dicoba yaitu memakan tiga buah kurma atau satu sendok makan madu.

8. Minum banyak air di siang hari dan setiap kali makan, minimal dua liter setiap hari, dan sebaiknya lebih karena ada kemungkinan kehilangan air melalui keringat atau diare. Cuaca di Mekah dan Madinah panas dan kering.

Sekian tips dari kami, semoga dapat membantu dan semoga ibadah umrah anda dapat terlaksana dengan lancar!

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 

WASPADA DIABETES PADA LANSIA !

Pasien diabetes, terutama pada lanjut usia (lansia), sangat rentan mengalami berbagai risiko yang tidak diinginkan. Apabila tidak segera ditangani, maka akan berdampak pada keselamatan pasien. Untuk itu, penting mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diwaspadai pada pasien diabetes lansia.

Sebelum membahas komplikasinya lebih dalam, alangkah baiknya kita pahami dahulu penyakitnya. Diabetes adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas nilai normal. Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring penambahan usia (65-79 tahun).

Diabetes pada lansia sering tidak disadari karena gejala tersamarkan akibat perubahan fisik alamiah lansia yang mengalami penurunan.

Berikut adalah hal-hal yang perlu diwaspadai pada lansia:

  • Hilang kesadaran akibat gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia)
  • Tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, kerusakan ginjal
  • Gangguan penglihatan hingga buta
  • Infeksi kulit berat atau kerusakan jaringan
  • Neuropati (hilang sensitivitas pada kaki, rasa kesemutan pada kaki)

Setelah mengetahui tanda bahayanya, cara mencegah komplikasi diabetes tersebut meliputi:

  • Tes rutin gula darah
  • Perbanyak konsumsi sayur & buah
  • Minum obat teratur
  • Aktivitas fisik teratur

Selamat menerapkan, salam sehat semuanya (!)

Hermina Talk

World Thyroid day & International Thyroid Awareness Week:

Mengenal gangguan thyroid untuk mempersiapkan kehamilan pada wanita usia subur

WASPADA KOMPLIKASI DIABETES SAAT MUDIK & LEBARAN

Pasien diabetes yang akan menjalani mudik saat lebaran, memiliki berbagai risiko yang tak diinginkan yaitu :

Jika gula darah >300 mg/dL akan timbul gejala :

  • Mudah lapar
  • Sering buang air kecil
  • Mudah haus

Jika gula darah >500 mg/dL akan timbul gejala:

  • Sangat kelelahan
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Penglihatan kabur
  • Berat badan turun
  • Tangan dan kaki kesemutan

Jika timbul gejala tersebut segera periksa kadar gula darah dan konsultasi ke dokter untuk segera mendapatkan terapi.

Manfaat Mengkonsumsi Buah Zaitun Bagi Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

Manfaat minyak zaitun bagi penderita DM tipe 2

  1. Penurunan risiko pengembangan diabetes mellitus tipe 2
  2. Peningkatan metabolisme glukosa
  3. Mempunyai kandungan fenolik yang dapat meningkatkan HDL dan peningkatan fungsi endotel
  4. Polifenol dapat mempengaruhi metabolisme glukosa melalui penghambatan pencernaan dan penyerapan karbohidrat, pengurangan pelepasan glukosa dari hati atau stimulasi pengambilan glukosa di jaringan perifer.
  5. Dengan sifat antioksidan, senyawa fenolik dan polifenol dapat menurunkan HbA1C
  6. Pada pasien yang menggunakan insulin kandungan fenol yang belimpah pada buah zaitun dapat meningkatkan sekresi dan sensitivitas insulin
  7. Buah zaitun mengandung asam oleat (asam lemak tak jenuh)
  8. Minyak zaitun ekstra virgin dapt dipilih sebagai alternatif pada penderita DM tipe 2 karena tinggi kandungan MUFA serta antioksidan yang memiliki efek antidiabetik dalam bentuk tyrosol, hydroxytyrosol, serta oleuropein.

Manfaat Mengkonsumsi Buah Kurma Bagi Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

Manfaat kurma bagi penderita DM tipe 2

  1. Buah kurma kaya akan fitokimia termasuk gula, vitamin, dan mineral dan merupakan sumber nutrisi yang baik bagi penderita diabetes mellitus.
  2. Kandungan serat pada kurma dapat memperlambat proses pemecahan karbohidrat menjadi glukosa sehingga tidak cepat meningkatkan kadar gula darah setelah makan.
  3. Kandungan magnesium dan natrium pada kurma dapat membantu regulasi darah sekaligus tekanan darah
  4. Kurma mengandung antioksidan yang dapat menghambat kadar glukosa darah.

catatan :
Walaupun kurma baik untuk penderita diabetes mellitus, namun mengkonsumsi kurma juga harus diatur. Setiap kurma kering mengandung 67 kalori, sekitar 18 gram karbohidrat dan 2 gram serat. Penderita DM tipe 2 dapat mengkonsumsi buah kurma 1-3 buah /hari

TATA CARA BERPUASA BAGI PENDERITA DIABETUS MILITUS

Mungkin kita pernah betanya-tanya bolehkah orang dengan diabetus militus berpuasa?
jika boleh bagaimana sih caranya?

Tentunya pasien dengan Diabetus militus boleh melakukan puasa dengan syarat:
1. Memilik gula darah yang terkontrol dengan baik.
2. Tidak memiliki komplikasi berat seperti gagal ginjal dan penyakit jantung.
3. Mengenali tanda dan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia.
4. Jika terjadi hipoglikemia atau hiperglikemia berat maka harus segera berbuka. Waktu meminum obat juga harus disesuaikan pada saat berpuasa yaitu dengan cara:
1. Obat yang diminum pagi hari dimun saat sebelum berbuka puasa.
2. Obat yang diminum malam hari diminum saat sahur.
3. Untuk penggunaan insuli harus berkonsultasi dengan dokter mengenai dosis dan waktu penngunaannya.

MARI JALANKAN IBADAH PUASA DENGAN BAIK DAN
BENAR AGAR KESEHATAN TERJAGA DAN AMALAN DITERIMA

Waspada Gula Meningkat saat Puasa!

Pasien diabetes yang akan menjalani puasa Ramadan, memiliki berbagai risiko yang tak diinginkan, seperti:dehidrasi, hipoglikemi dan hiperglikemi.


Risiko hiperglikemi ditandai dengan gejala : 

• sangat lemas

• sangat haus

• sakit kepala 

• penglihatan kabur 

• nafas aroma buah

• sering kencing

Jika gula darah > 300 mg/dL dan terdapat gejala di atas maka dianjurkan untuk membatalkan puasa.


Dampak bahaya jika gula darah terus meningkat hingga > 500 mg/dL adalah mengalami kesadaran menurun, nafas aroma buah, sering kencing, dehidrasi (bibir kering dan mata cekung).


Apa yang harus dilakukan jika mengalami hal tersebut ?

1. Hindari makanan dengan karbohidrat berlebih

2. Cek gula darah jika ada gejala

3. Membatalkan puasa

4. Konsultasikan ke dokter untuk perubahan dosis obat

Persiapan Puasa Ramadan bagi Penderita DM

Siapa saja yang boleh berpuasa?

Semua penyandang DM boleh berpuasa, kecuali;

  1. Pasien yang menurut dokter kadar gulanya BELUM TERKONTROL (risiko terjadi hipoglikemia atau hiperglikemia)
  2. Pasien yang TIDAK PATUH terhadap manajemen diet dan pengobatannya
  3. Pasien dengan KOMPLIKASI DM yang berat, misalnya hipertensi yang tidak terkontrol, ketoasidosis diabetikum
  4. Pasien yang punya riwayat > 2 kali KOMA HIPOGLIKEMIA pada Raamadhan sebelumnya
  5. Pasien yang sedang dalam kondisi INFEKSI
  6. Pasien LANSIA yang hidup sendiri
  7. IBU HAMIL dengan DM yang membutuhkan insulin
  8. Pasien ANAK-ANAK < 12 tahun

PASIEN GEMUK/OBES SANGAT DIANJURKAN UNTUK BERPUASA

Penyandang DM boleh berpuasa, dengan aturan sebagai berikut;

  1. Wajib konsultasi dengan dokter untuk perubahan jadwal dan dosis pengobatan
  2. Makan sahur diakhirkan
  3. Segerakan berbuka
  4. Konsumsi obat/insulin sesuai anjuran dokter
  5. Tidak makan berlebihan saat berbuka. Makanan dan minuman manis dikurangi. Kurma yang segar lebih baik dari kurma yang sudah dimaniskan
  6. Kontrol kadar gula darah dan jaga kesehatan
  7. Kenali tanda hipoglikemia, hiperglikemia dan dehidrasi
  8. Bila ada tanda emergensi di atas, segera berbuka!

Tanda-tanda hipoglikemia;

  1. Gelisah
  2. Terasa sangat lapar
  3. Lemas
  4. Pucat
  5. Jantung berdebar
  6. Banyak berkeringat
  7. Gemetar
  8. Tidak sadar bisa sampai koma

Tanda-tanda hiperglikemia;

  1. Sering kencing
  2. Terasa sangat haus
  3. Mulut dan kulit terasa kering
  4. Pusing
  5. Nafas terengah dan bau nafas tak sedap
  6. Penglihatan jadi buram/kabur

Tanda dehidrasi;

  1. Haus dan lapar
  2. Jarang kencing, warna kencing lebih pekat
  3. Terasa sangat lelah
  4. Mengantuk
  5. Pusing dan berkunang-kunang
  6. Mood tidak stabil
  7. Bau mulut
  8. Mual dan muntah
  9. Kulit kering
  10. Tubuh terasa nyeri
  11. Tekanan darah rendah
  12. Jantung berdebar
  13. Sembelit dan tidak berkeringat
  14. Pingsan

Diet saat berbuka puasa;

  1. Makan berlebihan saat berbuka dan malam hari tidak dianjurkan
  2. Tidak dianjurkan makan tinggi protein dan lemak berlebih
  3. Makan sahur 40% dari kebutuhan harian
  4. Makan buka 50% dari kebutuhan harian
  5. Sesudah ibadah tarawih 10% dari kebutuhan harian
  6. Minum 6-8 gelas air putih (sahur-buka)

Olahraga selama berpuasa;

  1. Pada pasien dengan gula terkontrol <250mg/dL
  2. Olahraga ringan à jaga stabilitas gula darah
  3. Rencanakan olahraga sesuai dengan masukan kalori makanan agar tidak terjadi hipoglikemia
  4. Olahraga sedang-berat bisa dilakukan setelah ibadah tarawih

Dianjurkan pasien memiliki alat cek gula mandiri, kadar gula diperiksa saat;

  1. Sebelum sahur
  2. 2-4 jam setelah makan sahur
  3. Sebelum berbuka
  4. 2-4 jam setelah berbuka puasa

PERHATIAN!

  1. Bila ada kenaikan berat badan >2kg selama Ramadan, hubungi dokter
  2. Berat badan pada pagi hari turun >3% berturut-turut, segera berbuka (dehidrasi)
  3. Atur dan catat menu selama puasa (kontrol gula darah)
  4. Hindari minuman manis