Tetap Sehat Saat Berpuasa pada Penderita DM

Bulan Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Islam dimana ada kewajiban untuk berpuasa. Tentunya semua umat Islam ingin melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan sehat. Tetapi, ibadah berpuasa memiliki risiko bagi sebagian orang termasuk penderita Diabetes Melitus (DM). Dibutuhkan persiapan khusus terutama untuk para penderita diabetes supaya tetap sehat saat berpuasa.

Bagi semua pasien penyandang DM boleh berpuasa ramadhan, kecuali pasien dengan kondisi – kondisi sebagai berikut :

  1. Pasien yang menurut dokter kadar gula darahnya belum terkontrol stabil. Karena bila belum terkontrol dapat terjadi hipoglikemia atu hiperglikemia
  2. Pasien yang kurang patuh anjuran dokter dalam diet, obat – obatan atau insulin
  3. Pasien yang mengalami komplikasi DM berat (penyakit jantung yang tidak stabil, hipertensi yang tidak terkontrol).
  4. Pasien yang sering jatuh dalam koma kad
  5. Pasien yang sering koma hipoglikemia, terutama >2 kali koma pd ramadhan sebelumnya
  6. Pasien sedang mengalami infeksi (demam)
  7. Pasien lansia yang tinggal sendiri
  8. Pasien dm yang hamil dan memerluhkan insulin
  9. Pasien anak – anak <12tahun

Beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh penderita diabetes saat berpuasa Ramadan adalah hindari konsumsi makanan berlebihan saat berbuka puasa, hindari konsumsi makanan manis dan gorengan terlalu banyak, selalu makan sahur sebelum menjalankan ibadah puasa, konsumsi karbohidrat tinggi serat, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang saat sahur dan berbuka, serta berbuka puasa dengan mengkonsumsi air putih yang banyak dan kurma untuk membantu meningkatkan kadar gula darah.

Beberapa makanan yang dianjurkan dikonsumsi oleh penderita diabetes saat sahur maupun berbuka diantaranya adalah gandum, beras merah, sayuran, ikan-ikanan, ayam tanpa kulit, susu, dan kacang-kacangan. Sedangkan beberapa makanan yang sebaiknya dihindari diantaranya adalah daging merah, makanan cepat saji, kue, karbohidrat sederhana, kentang putih, roti putih dan makanan yang tinggi gula.

  1. Mahan sahur seperti biasa dan diakhirkan
  2. Dianjurkan disegerakan berbuka puasa
  3. Menjalankan terapi insulin atau obat sesuai anjuran dokter
  4. Tidak makan yang berlebihan . buah kurma boleh selama untuk berkah dan menjalankan sunnah
  5. Harus kontril gula darah dan menjaga kesehatan secara umum
  6. Harus mengenali tanda – tanda hipoglikemia, hiperglikemia dan dehidrasi
  7. Apabila ada tanda – tanda diatas, segera berbuka puasa bila terlambat berbahaya.

Selama berpuasa terjadi perubahan pola makan dari semula 3x makan utama menjadi 2 kali yaitu saat sahur dan buka. Penyandang adm yang berpuasa sebaiknya kadar glukosa darah sudah terkendali atau stabil sebelumnya.

Mahan sahur 40% dari kebutuhan makan sehari, saat berbuka 50% dari kebutuhan makan sehari, sesudah sholat tarawih 10% dari kebutuhan makan sehari, minum 6 – 8 gelas saat berbuka sampai shaur, waktu sahur sedekat mungkin dengan saat imsak.

Obat penurun gula darah (sulfonilurea) yang biasa diminum pagi hari, saat berpuasa diminum sebelum berbuka puasa. Sedangkan, metformin yang diminum malam hari diminum saat sahur.

Dosis harus disesuaikan, oleh karena itu menghubungi dokter untuk mendapatkan penjelasan.

Resiko yang sering terjadi pada saat penyandang diabetes  berpuasa dibulan Ramadhan adalah resiko glukosa darah turun secara tiba – tiba. Pada keadaan ini, seorang pasien dengan diabetes dapat merasakan gejala gelisah dan berkeringat, gemetar, berdebar-debar, rasa kesemutan pada lidah dan bibir, bingung hingga penurunan kesadaran. Selain itu resiko glukosa darah yang tiba tiba meningkat tinggi juga dapat mengancam seorang diabetisi ketika berpuasa dibulan Ramadhan. Kondisi peningkatan glukosa darah ini akan membuat semakin cepat keadaan komplikasi DM yang terjadi pada pembuluh darah yang besar dan kecil, seperti gangguan di retina, gangguan di saraf, gangguan ereksi pada pria, hingga penyakit jantung coroner dan stroke.

Puasa Ramadhan yang dilakukan hanya sekitar 12 jam tersebut tidaklah terlalu menganggu kesehatan pada orang sehat dan pada penyandang diabetes dengan kadar glukosa darahnya yang terkontrol. Perlu untuk diingat bahwa selama bulan puasa selain terjadinya perubahan jadwal makan, akan juga terjadi perubahan asupan kalori dan lemak yang dikonsumsi. Sehingga para penyandang diabetes, harus memperhatikan petunjuk berikut ini  khususnya pada saat melakukan puasa Ramadhan.

Pasien DM Saat Puasa

Bagi pasien DM, kegiatan berpuasa (dalam hal ini puasa Ramadhan) akan mempengaruhi kendali glukosa darah akibat perubahan pola dan jadwal makan serta aktivitas fisik. Berpuasa dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi akut seperti hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum, dan dehidrasi atau thrombosis.

Pertimbangan medis terkait risiko serta tatalaksana DM secara menyeluruh harus dikomunikasikan oleh dokter kepada pasien DM dan atau keluarganya melalui kegiatan edukasi. Jika pasien tetap berkeinginan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan, maka ada beberapa hal yang arus diperhatikan:

  1. 1-2 bulan sebelum ibadah puasa, melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh  (kadar glukosa darah, tekanan darah, dan kadar lemak darah
  2. Pasien tetap memantau kadar glukosa darah secara teratur, terutama pertengahan hari dan menjelang berbuka puasa
  3. Jangan menjalankan ibadah puasa jika merasa tidak sehat
  4. Melakukan penyesuaian dosis serta jadwal pemberian obat antihiperglikemia oral/ insulin oleh dokter
  5. Hindari melewatkan waktu makan atau mengkonsumsi karbohidrat atau minuman manis berlebih
  6. Hindari aktifitas fisik yang berlebihan terutama beberapa saat menjelang waktu berbuka puasa
  7. Jika kadar glukosa darah <70mg/dl atau >300mg/dl segera batalkan puasa untuk menghindari ketoasidosis diabetikum
  8. Selalu berhubungan dengan dokter selama menjalankan ibadah puasa.

Penyesuaian terapi DM tipe 2 pada pasien yang berpuasa:

  1. Metformin
    1. Jika sebelumnya penggunaan 1x sehari, dapat dikonsumsi setelah buka puasa. Jika 2x sehari, bisa dikonsumsi setelah buka puasa dan sahur. Jika 3x sehari, maka saat buka puasa obat diminum 2 tablet sekaligus, dan saat sahur  1 tablet.
  2. Acarbose dan penghambat DPP-4
    1. Tidak perlu penyesuaian dosis selama puasa
  3. Thiazolidinedion
    1. Tidak perlu penyesuaian dosis, obat dapat diminu saatg berbuka ataupun sahur
  4. Sulfonilurea
    1. Jika pemberian 1x sehari, bisa diminum saat berbuka puasa
    1. Jika 2x sehari, maka dosis saat berbuka sama dengan dosis sebelumnya namun dosis saat sahur harus diturunkan terutama pada pasien dengan glukosa darah yang terkontrol
  5. Penghambat SGLT-2
    1. Dianjurkan saat berbuka puasa namun tidak perlu penyesuaian dosis, dan dianjurkan mengkonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup
  6. Insulin
    1. Penggunaan insulin selama puasa dapat mengakibatkan hipoglikemia
    1. Pemberian insulin kerja menengah/ panjang sekali sehari diberikan saat berbuka puasa dengan dosis yang diturunkan 15-30% dari dosis sebelumnya. Bila diberikan 2xsehari maka dosis pagi hari diberikan saat berbuka puasa, dan dosis sore hari diturunkan sebesar 50% dan diberi saat sahur
    1. Insulin kerja cepat/ pendek makan diberi saat berbuka puasa dengan dosis normal, dosis siang hari tidak diberikan, dan saat sahur dosis ditrunkan 25-50% dari dosis sebelumnya
    1. Insulin premixed 2x sehari, maka dosis saat berbuka puasa tetap dan dosis saat sahur diturunkan 25-50% dari dosis sebelumnya

Aktivitas dan latihan fisik selama Ramadhan

  • Rutin dilakukan dengan diteruskan selama Ramadhan
  • Olahraga ringan dan sedang dapat dilakukan pada pagi hari atau setelah berbuka puasa
  • Olahraga berat harus dihindari selama berjam-jam puasa dan terutama sebelum buka puasa karena risiko tinggi hipoglikemia dan dehidrasi
  • Sholat tarawih yang dilakukan juga merupakan bagian dari aktivitas olahraga sehari-hari karena melibatkan aktivitas fisik yang teratur seperti rukuk, berlutut, dan bangun
  •  

Deteksi Dini Kelainan Tiroid

Hormon Tiroid adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid, yang berperan penting dalam proses metabolisme tubuh

Hormon tiroid penting bagi anak usia dini dikarenakan hormon tersebut berpengaruh besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga kelainan hormon tiroid pada anak dapat menyebabkan masalah serius seperti gangguan saraf pada otak, serta cenderung memiliki tinggi badan dan berat badan yang kurang.

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan hipotiroid kongenital, diantaranya faktor genetik, kekurangan yodium pada ibu hamil, serta mengonsumsi obat-obatan pada ibu hamil.

Waspada! Penemuan kasus hipotiroid dan pengobatannya yang terlambat dapat menyebabkan kecacatan bahkan keterbelakangan mental pada anak.

Pemeriksaan kadar tiroid pada bayi baru lahir disebut Thyroid Stimulating Hormone Test. Sampel darah diambil dari tumit bayi saat bayi berumur 2-4 hari.

Perawatan Luka Pada Kaki Setelah Banjir

Dalam kondisi banjir kita harus tetap waspada dengan apa yang ada di dalam air.  Sebab air banjir dapat mengandung saluran listrik yang terputus, limbah manusia dan ternak, limbah berbahaya rumah tangga, medis, dan industri (bahan kimia, biologi, dan radiologis), limbah abu batubara yang dapat mengandung senyawa karsinogenik seperti arsenik, kromium, dan merkuri.

Selain itu, juga terdapat kontaminan lain yang dapat menyebabkan penyakit, benda-benda fisik seperti kayu, kendaraan, dan puing-puing, bahkan hewan liar seperti binatang pengerat dan ular.

Paparan air banjir yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi luka, ruam kulit, penyakit gastrointestinal, tetanus, dan leptospirosis. Sebab itu, sangat penting penting untuk melindungi diri anda dari paparan air banjir terlepas dari sumber kontaminasi. Cara terbaik untuk melindungi diri sendiri adalah tetap berada di luar air.

Jika Anda terkena air banjir, lakukan langkah-langkah berikut :

– Cuci area tersebut dengan sabun dan air bersih sesegera mungkin.

-Jika Anda tidak memiliki sabun atau air, gunakan tisu atau pembersih berbasis alkohol.

-Jika Anda harus masuk ke air banjir, kenakan sepatu karet, sarung tangan karet, dan kacamata untuk meminimalisasi terjadinya luka

-Untuk melindungi diri Anda dan keluarga, hindari terkena air banjir jika Anda memiliki luka terbuka. Tutupi luka yang bersih dan terbuka dengan perban tahan air untuk mengurangi kemungkinan infeksi.

-Jaga luka terbuka sebersih mungkin dengan mencuci dengan sabun dan air bersih. Jika luka mengalami kemerahan, bengkak, segera cari bantuan medis.

Lakukan hal berikut untuk merawat kaki pasca banjir :

Rendam Kaki Anda : Sesekali, cobalah merendam kaki Anda untuk membersihkan kaki Anda secara mendalam dengan air hangat .

Bersihkan Kulit Mati: Selanjutnya, Anda harus fokus untuk menghilangkan kulit mati. Anda memerlukan sikat dengan bulu lembut untuk menyikat sel-sel kulit mati dengan lembut

Potong Kuku Anda: Sama seperti setiap aspek kaki lainnya, kuku kaki jadi harus bersih sepanjnag waktu. Jika Anda tidak memotong kuku kaki Anda, maka kotoran akan menumpuk akibat berjalan sepanjang hari, dan dalam kondisi ekstrim, ini juga dapat menyebabkan kaki Anda mulai berbau tidak sedap.

Olahraga pada Hipertiroid

Hipertiroidisme adalah ketika kelenjar tiroid terlalu aktif sehingga mempercepat laju metabolisme. Olahraga adalah salah satu aktivitas yang disarankan untuk pengidap hipertiroid karena memiliki beragam manfaat kesehatan sekaligus mampu mengendalikan gejala hipertiroidisme

Panduan Piring Makan Diabetes

Salah satu cara mengelola gula darah untuk mengendalikan diabetes adalah dengan memperhatikan keseimbangan diet. Pola makan diet DM dengan aturan 3J ( Jumlah, Jenis dan Jadwal makan ).

Jumlah :

Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan BB memadai yaitu BB yang dirasa nyaman untuk seorang diabetesi  

Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan hasil konseling gizi

Jenis : 

Jenis makanan utama yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan Konsep Piring Makan Model T yang terdiri dari kelompok sayuran (ketimun, labu siam, tomat, wortel, bayam, dll), karbohidrat (nasi, kentang, jagung, ubi, singkong, dll), dan protein (ikan, telur, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, dll). Pengolahan sayur, karbohidrat, protein tidak menggunakan gula, garam dan lemak yang berlebih

Jadwal : 

Jadwal makan terdiri dari 3x makan utama dan 2-3x makanan selingan mengikuti prinsip porsi kecil.

INDIKASI DAN PEMAKAIAN INSULIN

Insulin merupakan salah satu obat antihiperglikemia suntik.

Awalnya Insulin hanya untuk pasien DM tipe 1, tetapi pada DM II mengalami penurunan kemampuan sel beta pankreas dalam produksi insulin yang progresif

Dalam hal ini masih banyak pasien dengan DM tipe 1 maupun DM tipe 2 yang masih belum memahami terkait penggunaan insulin serta indikasinya

Indikasi :

HbA1c >= 7,5% (sudah gunakan 1 atau 2 obat antidiabetes)

HbA1C >= 9%

Krisis hiperglikemia

Gagal kombinasi OHO dosis optimal (3-6 bulan)

Gangguan fungsi ginjal atau hati (berat)

Cara Pemakaian Insulin :

Baca dan periksa label pada pena insulin

gulingkan pena selama 10 menit (perlahan)

lepas segel pada pelindung jarum

tusukkan jarum (tegak lurus) dan putar pena hingga kencang

lepaskan tutup pelindung jarum lalu dalamnya

putar piston

bersihkan tempat penyuntikan –> siap menyuntik

Cara Penyuntikan :

Cubit kulit (5cm)

Suntik tegak lurus

Cabut dan jangan digosok

Suntikan harus dirotasi dengan jarak 1 jari

Waspadai efek samping hipoglikemi

Sekian Informasi dari kami, semoga dapat membantu keberhasilan mengendalikan diabetes dengan insulin

Salam Sehat!

KENALI PIRING DIABETES

Salah satu cara mengelola gula darah untuk mengendalikan diabetes adalah dengan memperhatikan keseimbangan diet. Pola makan diet DM dengan aturan 3J ( Jumlah, Jenis dan Jadwal makan ).

Jumlah :

Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan BB memadai yaitu BB yang dirasa nyaman untuk seorang diabetesi  

Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan hasil konseling gizi

Jenis : 

Jenis makanan utama yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan Konsep Piring Makan Model T yang terdiri dari kelompok sayuran (ketimun, labu siam, tomat, wortel, bayam, dll), karbohidrat (nasi, kentang, jagung, ubi, singkong, dll), dan protein (ikan, telur, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, dll). Pengolahan sayur, karbohidrat, protein tidak menggunakan gula, garam dan lemak yang berlebih

Jadwal : 

Jadwal makan terdiri dari 3x makan utama dan 2-3x makanan selingan mengikuti prinsip porsi kecil.

Sekian informasi dari kami, selamat menerapkan

Salam sehat!

Kenali Obesitas Sentral Cegah Dengan “SIAP”

Obesitas sentral, yaitu obesitas yang menyerupai bentuk apel yang mana lemak disimpan pada pinggang dan rongga perut. Penumpukan lemak di perut ini diukur dengan menggunakan indikator lingkar perut. Penumpukan lemak tersebut terjadi akibat adanya lemak berlebihan pada jaringan lemak subkutan dan lemak visceral perut. Obesitas sentral dikatakan lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan terutama yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler

Untuk mencegah obesitas,sangatlah penting untuk melakukan hal-hal penting berikut:

  • Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah sayur minimal 5 porsi per hari.
  • Konsumsi gula, garam dan lemak dengan pedoman G4 G1 L5 (konsumsi Gula maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari, konsumsi Garam maksimal 1 sendok teh atau 2 gram per hari, konsumsi Lemak maksimal 5 sendok makan atau 67 gram per hari)
  • Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan kaki, membersihkan rumah, dan berolah raga, upayakan dilakukan secara BBTT (Baik, Benar, Teratur dan Terukur).
  • Jaga berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko dengan mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kisaran 18-23 kg/m2 .

Obat DM Metformin dan Glimepiride

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan data Konsensus PERKENI 2015 pada Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 oleh Departemen Kesehatan, prevalens DM tahun 2018 diperkirakan sebesar 10,9%. DM merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup. Di mana pada diabetes dapat terjadi komplikasi berupa gangguan pada pembuluh darah maupun gangguan pada sistem saraf atau neuropati. Oleh karena itu diperlukan pemahaman mengenai perjalanan penyakit, pencegahan, penyulit, dan penatalaksanaan DM.

Salah satu pengobatan DM yaitu dengan menggunakan obat metformin dan glimepirid.
Metformin merupakan obat golongan biguanid yang digunakan dalam mencegah diabetes dengan bukti terkuat dan keamanan jangka panjang terbaik. Metformin memiliki efek utama mengurangi produksi glukosa hati dan memperbaiki ambilan glukosa di jaringan perifer.
Obat metformin dikonsumsi sesudah makan atau sebelum tidur (apabila dosis 1 kali sehari)

Sedangkan glimepirid merupakan obat golongan sulfonilurea dengan efek utama meningkatkan sekresi insulin sehingga dapat mengakibatkan hipoglikemia yang lebih tinggi dibandingkan dengan obat DM lainnya.
Obat glimepiride dikonsumsi sebelum makan di pagi hari

Sekian informasi dari kami, selamat menerapkan

Salam sehat!