Cara Merawat Ulkus Kaki Diabetes

LUKA KAKI DIABETES (ULKUS DIABETIK)

Kaki diabetes atau ulkus diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik dari penderita diabetes melitus.

Derajat luka kaki diabetes

  • Derajat 1 : Kedalaman luka hanya dipermukaan kulit atau area jaringan lemak.
  • Derajat 2 : Kedalaman luka telah mencapai ligamen, tendon, dan otot.
  • Derajat 3 : Kedalaman luka telah sampai ke tulang.
  • Derajat 4: Telah mengalami kematian jaringan di bagian kaki tertentu,seperti jempol atau tumit.
  • Derajat 5: Kematian jaringan semakin luas hingga ke bagian kaki keseluruhan sehingga harus dilakukan amputasi.

Cara Merawat luka kaki diabetes

  1. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun mandi.
  2. Berikan pelembab/ lotion di daerah kaki yang kering. Jangan di sela-sela jari karena akan lembab dan menimbulkan jamur.
  3. Gunting kuku kaki mengikuti bentuk jari kaki. Tidak terlalu dekat dengan kulit. Kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
  4. Pakai alas kaki sepatu/ sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka.
  5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik. Sesuai ukuran dan nyaman dipakai. Ukuran sepatu cukup untuk jari-jari kaki.
  6. Periksa sepatu sebelum dipakai. Apakah ada kerikil atau benda tajam seperti duri ataupun  jarum.
  7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih.
  8. Periksa apakah ada luka meradang dan segera ke dokter.
  9. Rutin kontrol gula darah dan luka kaki diabetes.

Coass Interna/ Rifandi Rama Dhana Ardi

Tata Cara Wudhu dan Sholat Orang Yang Diamputasi

Para ulama membagi bagian wudhu bagi orang yang tangannya tidak sempurna menjadi dua jenis:

Pertama, apabila seseorang yang tangannya tidak sempurna tetapi masih mempunyai anggota tangan yang tersisa maka wajib membasuh apa yang tersisa dari tangannya meskipun anggota tangan yang tersisa itu berada di atas siku. Dalam rukun wudhu memang diharuskan membasuh anggota tangan dari ujung jari-jari hingga ke siku, namun terdapat pengecualian bagi orang yang tangannya tidak sempurna. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh al-Islam Abi Yahya Zakariya al-Ansori dalam kitab Fathul Wahab berikut ini:

“jika terputus sebagian tangan maka wajib) membasuh apa yang tersisa darinya karena kemudahan tidak menjatuhkan kesulitan, (atau dari kedua sikunya) karena tempat tulang lengan dan tersisa dua tulang yang dinamakan dengan kepala lengan bagian atas, (kepala) lengan bagian atas wajib membasuhnya karena termasuk bagian siku”

Kedua, apabila seseorang mempunyai anggota tangan yang tumbuh tidak pada tempatnya, seperti tumbuhnya siku atau jari-jari yang tidak pada tempatnya namun bisa diibaratkan seperti tumbuhnya tangan dari kepala jari-jari hingga ke bahu, dan apabila ukurannya sampai tiga per empat maka wajib dibasuh. Sedangkan bagi seseorang yang tidak mempunyai tangan dan tidak tersisa anggota tangannya sama sekali maka tidak wajib membasuhnya. Hal ini sebagaimana dijelasakan oleh Syaikh Ibrahim al-Bujairami dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri berikut ini:

“(perkataannya apabila ia tidak memilki kedua siku…) awalnya telah tiada dan perkiraannya seperti ini, jika ia memilikinya walaupun bukan ditempatnya kecuali pada tempatnya, dan perkataannya dianggap kadar keduanya atau kadar tempat keduanya yang diciptakan dengan adil, sepadan dengan diibaratkan seperti tangan yang diciptakan dengan adil dari kepala jari-jari sampai ke bahu kemudian dari kepala jari-jari sampai ke siku, maka sesuatu yang ukurannya sampai tiga per empat maka wajib dibasuh, seseorang yang kehilangan kedua sikunya dan siku tambahan sampai ke bahu tidak wajib membasuhnya”

Selain membasuh tangan, bagi orang yang fisiknya tidak sempurna, membasuh wajah dan membasuh kepala tentunya menjadi hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Pada beberapa peristiwa seringkali terjadi seorang muslim dengan kondisi fisik terbatas yang hendak wudhu dibantu oleh mulsim lainnya, seperti bantuan ringan yaitu menyalakan dan mematikan keran hingga bantuan meratakan air kewajahnya dan mengusapkan air kesebagian kepalanya.

Rizqi Windhu

Berwudhu pada Pasien dengan Ulkus DM

Ulkus diabetikum

luka terbuka yang terjadi pada kaki penderita DM yang disebabkan oleh tekanan berulang pada kaki dan disertai dengan adanya neuropati perifer, kelainan bentuk kaki serta perkembangan infeksi yang sering mempersulit penyembuhan akibat berkurangnya sirkulasi arteri.

Wudhu

membasuh anggota badan tertentu dengan air yang suci dan mensucikan (air mutlak) dengan tujuan menghilangkan hadas kecil yang sesuai dengan syarat dan rukunnya.

Syarat wudhu

  • Islam
  • Mumayiz
  • Tidak berhadas besar
  • Memakai air suci mensucikan
  • Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke anggota tubuh

Cara berwudhu pada pasien Ulkus DM

  1. Tingkatan pertama      : Lukanya terbuka dan tidak berbahaya jika dibasuh. Dalam hal ini maka dia wajib dibasuh jika dia merupakan anggota yang wajib dibasuh.
  2. Tingkatan kedua         : Lukanya terbuka tapi berbahaya jika dibasuh dan tidak berbahaya jika diusap. Dalam tingkatan ini, yang diwajibkan adalah diusap, tidak dibasuh.
  3. Tingkatan ketiga        : Lukanya terbuka dan berbahaya jika dibasuh dan diusap. Maka dalam kondisi seperti itu, hendaknya dia bertayammum untuk mengganti basuhan anggota wudhu tersebut.
  4. Tingkatan keempat     : Lukanya tertutup oleh perban dan semacamnya dan hal itu dibutuhkan. Dalam tingkatan seperti ini, cukup baginya mengusap di atasnya. Hal itu sudah menggantikan basuhan dan usapan di atasnya.

Cara tayamum

  1. Niat (untuk boleh mengerjakan solat)
  2. Memindahkan debu dari tempatnya ke wajah dan tangan
  3. Mengusap muka dengan debu dengan sekali usapan
  4. Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu sekali usapan
  5. Tertib (berurutan)
    Yaitu urut di antara kedua usapan tersebut ( wajah dahulu kemudian kedua tangan)

Sumber:

  •  2019_A.N. Zainuddin. S. Ag., SE., MM_Bimbingan Praktik Ibadah
  • (Al-Mughni, 1/172-173, Lihat: Al-Mausuah Al-Fiqhiyyah, 14/273)
  • (Majmuah Fatawa wa Maqalat Ibnu Utsaimin, 11/121)

Serly Rachmawati/P.37.1/ Coass Interna

PENYAKIT ASAM URAT

Definisi Penyakit Asam Urat

Penyakit asam urat atau gout adalah salah satu jenis radang sendi yang terjadi karena adanya penumpukan kristal asam urat. Kondisi ini dapat terjadi pada sendi mana pun, seperti di jari kaki, pergelangan kaki, lutut, dan paling sering di jempol kaki.

Penyakit asam urat dapat menyebabkan gejala nyeri yang tak tertahankan, pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian. Umumnya, penyakit asam urat dapat lebih mudah menyerang pria, khususnya mereka yang berusia di atas 30 tahun.

Pada wanita, penyakit asam urat ini dapat muncul setelah terkena menopause. Rasa sakit yang dialami pengidap asam urat dapat berlangsung selama rentang waktu 3-10 hari, dengan perkembangan gejala yang begitu cepat dalam beberapa jam pertama.

Penyebab Asam Urat

Secara alamiah, asam urat merupakan senyawa yang diproduksi oleh tubuh untuk mengurai purin. Purin merupakan zat alami yang memiliki beberapa fungsi penting bagi tubuh. Mulai dari mengatur pertumbuhan sel hingga menyediakan energi. Nantinya, ketika sudah selesai digunakan tubuh, asam urat akan dibuang melalui urine. Namun, terkadang tubuh dapat menghasilkan terlalu banyak asam urat atau ginjal mengalami gangguan sehingga mengeluarkan terlalu sedikit asam urat. Ketika ini terjadi, asam urat dapat menumpuk, membentuk kristal urat tajam seperti jarum di sendi atau jaringan di sekitarnya yang menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan.

Faktor Risiko Penyakit Asam Urat

Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah seseorang, antara lain:

  • Makanan purin tinggi (Daging merah, jeroan, seafood)
  • Memiliki riwayat keluarga Asam urat
  • Sering mengkonsumsi gula dan alkohol
  • Diabetes melitus, Hipertensi, Gangguan sistem metabolik

Gejala Penyakit Asam Urat

Ada beberapa gejala penyakit asam urat yang umum terjadi, di antaranya:

  • SENDI TERASA SAKIT MENDADAK
  • KESULITAN BERJALAN AKIBAT NYERI, BIASA TERJADI PADA MALAM HARI
  • KEMERAHAN DI AREA SENDI
  • PEMBENGKAKAN SENDI
  • GERAKAN SENDI TERBATAS

Pencegahan Penyakit Asam Urat

Beberapa perubahan gaya hidup diyakini dapat membantu menurunkan risiko penyakit asam urat, yaitu:

  • Minum banyak air untuk membantu ginjal berfungsi lebih baik dan menghindari dehidrasi.
  • Berolahraga secara teratur untuk menjaga berat badan yang sehat. Sebab, berat badan ekstra meningkatkan asam urat dalam tubuh dan memberi lebih banyak tekanan pada persendian.
  • Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang memiliki kandungan zat purin tinggi. Misalnya seperti daging merah, minuman beralkohol, hingga makanan dan minuman tinggi fruktosa.
  • Konsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah yang memiliki antioksidan tinggi.
  • Vitamin C memiliki efek meningkatkan pengeluaran asam urat dari tubuh sehingga dapat menurunkan risiko gout, yaitu dengan cara mengurangi kadar asam urat yang terdapat di dalam darah. Vitamin C memiliki sifat urikosurik, yang bisa menghambat reabsorbsi asam urat di tubulus ginjal sehingga kecepatan kerja ginjal mengeluarkan asam urat melalui urin akan meningkat. Vitamin C juga merupakan sumber antioksidan yang membentengi tubuh dari serangan penyakit.

Andhika Sugana
30101700021
P36

KONSEP MAKAN MENGGUNAKAN PIRING MODEL T

Memulai pola makan yang sehat bisa dimulai dari Langkah sederhana dengan cara memperhatikan porsi dalam sajian satu piring makan. Pada penderita kencing manis/ diabetes dapat menggunakan model “Piring T”. Piring makan model-T memodifikasi porsi makan sehingga tubuh lebih banyak mengonsumsi sayuran dibandingkan karbohidrat, protein, dan lemak. Artinya, tubuh mendapat sedikit kalori tetapi merasa kenyang karena asupan serat tinggi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :  

  1. Dalam sajian sekali makan, jumlah sayur 2 kali lipat dari bahan makanan sumber karbohidrat (nasi, roti, kentang, mie, dan lain-lain)
  2. Anjuran konsumsi sayur 5-6 porsi sehari dan buah 3 porsi sehari
  3. Jumlah makanan sumber protein setara dengan jumlah makanan sumber karbohidrat.
  4. Buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat atau protein. Pilih makanan yang disenangi namun tetap memperhatikan jumlah, jenis, dan jadwal makan. 

Ingat 3 J:

  • Tepat Jadwal
    Makan 6x Sehari, Yaitu Makan Besar 3x (Pagi, Siang, Malam), Dan Selingan 3x
  • Jenis
    Gunakan Karbohidrat Kompleks
  • Jumlah
    Porsi Sesuai Kebutuhan Energi

BAHAN MAKAN YANG DIANJURKAN:

  • Makanan Pokok :Roti Gandum, Singkong, Sagu, Kentang, Beras Merah, Dan Jagung
  • Lemak : Dalam Jumlah Terbatas Dan Mudah Dicerna Yang Diolah Dengan Dipanggang, Dikukus, Disetup, Direbus, Dibakar
  • Protein : Ikan, Daging Ayam Tanpa Kulit, Tempe, Tahu, Kacang-Kacangan, Dan Susu Skim

MAKANAN YANG HARUS DIBATASI:

  • Gula Sederhana : Gula Pasir, Gula Jawa, Sirup, Selai, Manisan Buah, Jeli, Susu Kental Manis, Minuman Soda, Kue Manis
  • Tinggi Lemak :Makanan Siap Saji, Goreng-Gorengan
  • Tinggi Natrium :Ikan Asin, Telur Asin, Makanan Kaleng

Olahraga Saat Puasa

Ada banyak cara untuk menjaga tubuh tetap bugar saat sedang berpuasa. Salah satunya dengan berolahraga. Berikut manfaat olahraga saat berpuasa:

  1. Meningkatkan stamina dan memperkuat sistem kekebalan tubuh
  2. Membantu menurunkan berat badan.
  3. Menurunkan stress yang tidak stabil
  4. Membantu untuk melancarkan proses metabolisme tubuh

Manfaat tersebut akan diperoleh apabila dilakukan pada waktu dan jenis yang tepat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan olahraga saat berpuasa, antara lain:

  1. Waktu Olahraga
    Waktu terbaik untuk melakukan olahraga ketika berpuasa adalah menjelang atau setelah buka puasa dan sebelum sahur. Persingkat waktunya, cukup lakukan 30-50 menit. Pilihan waktu ini dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh Anda.
  2. Jenis Olahraga
    Lakukan olahraga dengan intensitas ringan. Saat berpuasa disarankan memilih olahraga yang tidak terlalu menguras energi/tenaga apalagi jika dilakukan sebelum berbuka puasa. Berikut jenis olahraga yang dapat dilakukan saat berpuasa, yaitu :
    • Jalan Santai
      Jalan santai masih menjadi favorit berolahraga disaat puasa. Selain mudah, murah dan dapat dilakukan di sekitar lingkungan rumah,dengan jalan santai kesehatan tubuh bisa terjaga terutama kesehatan jantung, otot, tulang serta sendi tanpa harus mengeluarkan banyak keringat dan menguras energi.
    • Jogging
      Jogging sebenarnya mirip dengan jalan santai, namun dengan ritme yang sedikit lebih cepat. Jogging masih termasuk ke dalam olahraga ringan yang dapat dilakukan selama puasa dan dapat dilakukan kapan saja asal tetap memperhatikan intensities dan ketahanan tubuh masing-masing.
    • Bersepeda
      Bersepeda sedang menjadi trend olahraga saat ini, karena bersepeda adalah olahraga yang ringan dan menyenangkan. Bersepeda bisa  mengencangkan otot dan mengurangi stress karena dengan bersepeda pikiran jadi lebih tenang dan fresh/rileks. Karena bersepeda sering dilakukan diluar rumah maka harus tetap menaati prokes atau kalau bisa memilih rute bersepeda yang relative sepi dan upayakan jangan bergerombol. 
    • Yoga
      Yoga termasuk olahraga yang ringan karena tidak terlalu menguras energi. Berlatih yoga saat berpuasa mampu menjaga tubuh tetap segar, bugar dan lebih rileks. Yoga berfokus pada teknik pernafasan yang otomatis menambah suplai oksigen ke seluruh jaringan dan menyeimbangkan produksi hormon. Selain itu yoga juga membantu membakar kalori dan mampu memperbaiki postur tubuh. Yoga tidak membuat tubuh banyak berkeringat sehingga tidak akan membuat lelah dan dehidrasi dan bisa dilakukan di rumah jadi bisa menjadi olahraga yang tepat di saat berpuasa.
    • Senam
      Lakukanlah gerakan senam yang mudah dan ringan serta pilihlah music dengan tempo yang rendah, Agar lebih menyenangkan, kamu juga bisa senam diiringi lagu favorit di rumah.
  3. Pastikan jeda 2 jam antara olahraga dengan makan dan tidur
  4. Istirahat yang cukup dan usahakan tidur siang 10-20 menit.
  5. Mendapat asupan gizi yang baik dan minum air yang cukup.

Waspada Penyakit Saat Mudik

Mudik lebaran adalah tradisi pulang kampung yang dilakukan menjelang Hari Raya Idulfitri dan salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu selama bulan Ramadan. Akan tetapi apabila tidak memperhatikan dan persiapan yang matang akan berdampak buruk bagi kita. terdapat beberapa penyakit yang sering muncul saat mudik lebaran.

  1. Flu
    Flu atau influenza termasuk penyakit musiman yang banyak terjadi selama bepergian, termasuk saat mudik. Ini karena daya tahan tubuh Anda cenderung menurun selama di perjalanan sehingga lebih rentan terkena flu. Selain itu, risiko terkena flu semakin besar bila Anda berada di dekat orang lain yang sedang terkena flu. Bayangkan saja bila Anda mudik satu gerbong kereta dengan orang yang flu selama berjam-jam. Tentu lama-lama Anda bisa tertular.
    Cara terbaik untuk terhindar dari flu selama mudik adalah dengan mendapatkan vaksin flu. Memang, cara ini banyak direkomendasikan oleh dokter ketika awal musim flu berlangsung. Selain itu, pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk mengurangi risiko penularan flu dari benda-benda di sekitar Anda.
  2. Diare
    Kepadatan arus mudik membuat Anda lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Pasalnya, Anda harus tahan duduk berjam-jam, dalam kondisi puasa, dan dituntut untuk berkonsentrasi penuh menghadapi kemacetan yang tentu menghabiskan banyak energi. Karena itu, jaga kesehatan Anda semaksimal mungkin agar terhindar dari masalah kesehatan saat mudik berikut ini.
    Diare adalah salah satu masalah kesehatan saat mudik yang perlu diwaspadai. Pasalnya, makanan yang Anda beli bisa saja telah terpapar debu atau lalat sehingga menumpuk kuman yang menyebabkan diare. Tidak hanya itu, kondisi ini juga bisa semakin parah bila Anda tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan.
  3. Sembelit
    Tidak sedikit orang yang mengalami sulit BAB saat mudik, baik dengan mobil, kereta, kapal, atau pesawat. Ini karena Anda mungkin terlalu lama duduk selama berjam-jam, bahkan sengaja membatasi makan atau minum agar tidak bolak-balik ke kamar mandi. Akibatnya, Anda terkena sembelit dan merasa tidak nyaman sepanjang perjalanan.
    Dengan banyak minum air putih dan makan makanan tinggi serat. Ini akan membantu melunakkan feses yang mengeras akibat sembelit dan melancarkan sistem pencernaan Anda. Selain itu, hindari kebiasaan menahan buang air kecil dan buang air besar agar tidak semakin memperparah sembelit.
  4. Mabuk Perjalanan
    Mabuk perjalanan atau motion sickness ditandai dengan pusing, mual, dan muntah selama di perjalanan. Selain karena faktor kelelahan, hal ini juga terjadi akibat bercampurnya sinyal yang dikirim ke otak oleh mata dan telinga bagian dalam.
  5. ISPA
    Debu dan polusi udara bertebaran di mana-mana dan dapat dengan mudah terhirup oleh para pemudik. Ini sebabnya, Anda menjadi rentan terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) saat mudik, terutama bila Anda mudik dengan sepeda motor. Selain itu, hiruk pikuk arus mudik membuat banyak orang dapat dengan mudah menularkan penyakit yang dideritanya lewat udara. Belum lagi jika daya tahan tubuh Anda sedang menurun karena kelelahan selama di perjalanan, Anda semakin rentan terkena masalah kesehatan saat mudik yang satu ini.

Tips mudik aman dan sehat

  1. Rencanakan dengan matang
    pilihlah rute perjalanan yang matang dan mudah dilalui agar terhindar dari kemacetan yang panjang. selain itu, cek kembali keadaan mesin kendaraan serta pakai sabuk atau helm ketika berkendara.
  2. Bawa obat pribadi
    perjalanan panjang seperti mudik akan menghabiskan lebih banyak energi, sehingga Anda lebih rentan untuk terserang penyakit selama perjalanan. Guna menghindari risiko terjadinya masalah kesehatan selama mudik, disarankan membawa beberapa jenis obat-obatan, seperti obat mabuk perjalanan, obat sakit kepala, dan obat-obatan pribadi.
  3. Bawa makanan pribadi saat diperjalanan/ makan tidak sembarangan
    Makanan atau minuman yang dijajakan secara terbuka di pinggir jalan juga lebih mudah terpapar kuman. Oleh karena itu, agar lebih aman, Anda sebaiknya membawa bekal sendiri dari rumah. Namun, jika memang harus membeli makanan atau minuman selama perjalanan mudik, sebaiknya beli air minum dalam kemasan dan makanan yang dimasak secara bersih hingga matang.
  4. Istirahat
    kelelahan pada pengendara terutama sopir menjadi pemicu terjadinya kecelakaan. oleh sebab itu, disarankan beristirahat sampai badan bugar kembali dan terhindar dari kecelakaan
  5. Kelola stres
    kemacetan dan perjalanan yang panjang menjadikan seseorang merasa mudah marah dan stres. untuk meredakannya dapat dengan mendengarkan musik.

Tetap Sehat Saat Berpuasa pada Penderita DM

Bulan Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Islam dimana ada kewajiban untuk berpuasa. Tentunya semua umat Islam ingin melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan sehat. Tetapi, ibadah berpuasa memiliki risiko bagi sebagian orang termasuk penderita Diabetes Melitus (DM). Dibutuhkan persiapan khusus terutama untuk para penderita diabetes supaya tetap sehat saat berpuasa.

Bagi semua pasien penyandang DM boleh berpuasa ramadhan, kecuali pasien dengan kondisi – kondisi sebagai berikut :

  1. Pasien yang menurut dokter kadar gula darahnya belum terkontrol stabil. Karena bila belum terkontrol dapat terjadi hipoglikemia atu hiperglikemia
  2. Pasien yang kurang patuh anjuran dokter dalam diet, obat – obatan atau insulin
  3. Pasien yang mengalami komplikasi DM berat (penyakit jantung yang tidak stabil, hipertensi yang tidak terkontrol).
  4. Pasien yang sering jatuh dalam koma kad
  5. Pasien yang sering koma hipoglikemia, terutama >2 kali koma pd ramadhan sebelumnya
  6. Pasien sedang mengalami infeksi (demam)
  7. Pasien lansia yang tinggal sendiri
  8. Pasien dm yang hamil dan memerluhkan insulin
  9. Pasien anak – anak <12tahun

Beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh penderita diabetes saat berpuasa Ramadan adalah hindari konsumsi makanan berlebihan saat berbuka puasa, hindari konsumsi makanan manis dan gorengan terlalu banyak, selalu makan sahur sebelum menjalankan ibadah puasa, konsumsi karbohidrat tinggi serat, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang saat sahur dan berbuka, serta berbuka puasa dengan mengkonsumsi air putih yang banyak dan kurma untuk membantu meningkatkan kadar gula darah.

Beberapa makanan yang dianjurkan dikonsumsi oleh penderita diabetes saat sahur maupun berbuka diantaranya adalah gandum, beras merah, sayuran, ikan-ikanan, ayam tanpa kulit, susu, dan kacang-kacangan. Sedangkan beberapa makanan yang sebaiknya dihindari diantaranya adalah daging merah, makanan cepat saji, kue, karbohidrat sederhana, kentang putih, roti putih dan makanan yang tinggi gula.

  1. Mahan sahur seperti biasa dan diakhirkan
  2. Dianjurkan disegerakan berbuka puasa
  3. Menjalankan terapi insulin atau obat sesuai anjuran dokter
  4. Tidak makan yang berlebihan . buah kurma boleh selama untuk berkah dan menjalankan sunnah
  5. Harus kontril gula darah dan menjaga kesehatan secara umum
  6. Harus mengenali tanda – tanda hipoglikemia, hiperglikemia dan dehidrasi
  7. Apabila ada tanda – tanda diatas, segera berbuka puasa bila terlambat berbahaya.

Selama berpuasa terjadi perubahan pola makan dari semula 3x makan utama menjadi 2 kali yaitu saat sahur dan buka. Penyandang adm yang berpuasa sebaiknya kadar glukosa darah sudah terkendali atau stabil sebelumnya.

Mahan sahur 40% dari kebutuhan makan sehari, saat berbuka 50% dari kebutuhan makan sehari, sesudah sholat tarawih 10% dari kebutuhan makan sehari, minum 6 – 8 gelas saat berbuka sampai shaur, waktu sahur sedekat mungkin dengan saat imsak.

Obat penurun gula darah (sulfonilurea) yang biasa diminum pagi hari, saat berpuasa diminum sebelum berbuka puasa. Sedangkan, metformin yang diminum malam hari diminum saat sahur.

Dosis harus disesuaikan, oleh karena itu menghubungi dokter untuk mendapatkan penjelasan.

Resiko yang sering terjadi pada saat penyandang diabetes  berpuasa dibulan Ramadhan adalah resiko glukosa darah turun secara tiba – tiba. Pada keadaan ini, seorang pasien dengan diabetes dapat merasakan gejala gelisah dan berkeringat, gemetar, berdebar-debar, rasa kesemutan pada lidah dan bibir, bingung hingga penurunan kesadaran. Selain itu resiko glukosa darah yang tiba tiba meningkat tinggi juga dapat mengancam seorang diabetisi ketika berpuasa dibulan Ramadhan. Kondisi peningkatan glukosa darah ini akan membuat semakin cepat keadaan komplikasi DM yang terjadi pada pembuluh darah yang besar dan kecil, seperti gangguan di retina, gangguan di saraf, gangguan ereksi pada pria, hingga penyakit jantung coroner dan stroke.

Puasa Ramadhan yang dilakukan hanya sekitar 12 jam tersebut tidaklah terlalu menganggu kesehatan pada orang sehat dan pada penyandang diabetes dengan kadar glukosa darahnya yang terkontrol. Perlu untuk diingat bahwa selama bulan puasa selain terjadinya perubahan jadwal makan, akan juga terjadi perubahan asupan kalori dan lemak yang dikonsumsi. Sehingga para penyandang diabetes, harus memperhatikan petunjuk berikut ini  khususnya pada saat melakukan puasa Ramadhan.

Pasien DM Saat Puasa

Bagi pasien DM, kegiatan berpuasa (dalam hal ini puasa Ramadhan) akan mempengaruhi kendali glukosa darah akibat perubahan pola dan jadwal makan serta aktivitas fisik. Berpuasa dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi akut seperti hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum, dan dehidrasi atau thrombosis.

Pertimbangan medis terkait risiko serta tatalaksana DM secara menyeluruh harus dikomunikasikan oleh dokter kepada pasien DM dan atau keluarganya melalui kegiatan edukasi. Jika pasien tetap berkeinginan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan, maka ada beberapa hal yang arus diperhatikan:

  1. 1-2 bulan sebelum ibadah puasa, melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh  (kadar glukosa darah, tekanan darah, dan kadar lemak darah
  2. Pasien tetap memantau kadar glukosa darah secara teratur, terutama pertengahan hari dan menjelang berbuka puasa
  3. Jangan menjalankan ibadah puasa jika merasa tidak sehat
  4. Melakukan penyesuaian dosis serta jadwal pemberian obat antihiperglikemia oral/ insulin oleh dokter
  5. Hindari melewatkan waktu makan atau mengkonsumsi karbohidrat atau minuman manis berlebih
  6. Hindari aktifitas fisik yang berlebihan terutama beberapa saat menjelang waktu berbuka puasa
  7. Jika kadar glukosa darah <70mg/dl atau >300mg/dl segera batalkan puasa untuk menghindari ketoasidosis diabetikum
  8. Selalu berhubungan dengan dokter selama menjalankan ibadah puasa.

Penyesuaian terapi DM tipe 2 pada pasien yang berpuasa:

  1. Metformin
    1. Jika sebelumnya penggunaan 1x sehari, dapat dikonsumsi setelah buka puasa. Jika 2x sehari, bisa dikonsumsi setelah buka puasa dan sahur. Jika 3x sehari, maka saat buka puasa obat diminum 2 tablet sekaligus, dan saat sahur  1 tablet.
  2. Acarbose dan penghambat DPP-4
    1. Tidak perlu penyesuaian dosis selama puasa
  3. Thiazolidinedion
    1. Tidak perlu penyesuaian dosis, obat dapat diminu saatg berbuka ataupun sahur
  4. Sulfonilurea
    1. Jika pemberian 1x sehari, bisa diminum saat berbuka puasa
    1. Jika 2x sehari, maka dosis saat berbuka sama dengan dosis sebelumnya namun dosis saat sahur harus diturunkan terutama pada pasien dengan glukosa darah yang terkontrol
  5. Penghambat SGLT-2
    1. Dianjurkan saat berbuka puasa namun tidak perlu penyesuaian dosis, dan dianjurkan mengkonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup
  6. Insulin
    1. Penggunaan insulin selama puasa dapat mengakibatkan hipoglikemia
    1. Pemberian insulin kerja menengah/ panjang sekali sehari diberikan saat berbuka puasa dengan dosis yang diturunkan 15-30% dari dosis sebelumnya. Bila diberikan 2xsehari maka dosis pagi hari diberikan saat berbuka puasa, dan dosis sore hari diturunkan sebesar 50% dan diberi saat sahur
    1. Insulin kerja cepat/ pendek makan diberi saat berbuka puasa dengan dosis normal, dosis siang hari tidak diberikan, dan saat sahur dosis ditrunkan 25-50% dari dosis sebelumnya
    1. Insulin premixed 2x sehari, maka dosis saat berbuka puasa tetap dan dosis saat sahur diturunkan 25-50% dari dosis sebelumnya

Aktivitas dan latihan fisik selama Ramadhan

  • Rutin dilakukan dengan diteruskan selama Ramadhan
  • Olahraga ringan dan sedang dapat dilakukan pada pagi hari atau setelah berbuka puasa
  • Olahraga berat harus dihindari selama berjam-jam puasa dan terutama sebelum buka puasa karena risiko tinggi hipoglikemia dan dehidrasi
  • Sholat tarawih yang dilakukan juga merupakan bagian dari aktivitas olahraga sehari-hari karena melibatkan aktivitas fisik yang teratur seperti rukuk, berlutut, dan bangun
  •  

Deteksi Dini Kelainan Tiroid

Hormon Tiroid adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid, yang berperan penting dalam proses metabolisme tubuh

Hormon tiroid penting bagi anak usia dini dikarenakan hormon tersebut berpengaruh besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga kelainan hormon tiroid pada anak dapat menyebabkan masalah serius seperti gangguan saraf pada otak, serta cenderung memiliki tinggi badan dan berat badan yang kurang.

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan hipotiroid kongenital, diantaranya faktor genetik, kekurangan yodium pada ibu hamil, serta mengonsumsi obat-obatan pada ibu hamil.

Waspada! Penemuan kasus hipotiroid dan pengobatannya yang terlambat dapat menyebabkan kecacatan bahkan keterbelakangan mental pada anak.

Pemeriksaan kadar tiroid pada bayi baru lahir disebut Thyroid Stimulating Hormone Test. Sampel darah diambil dari tumit bayi saat bayi berumur 2-4 hari.